Mengapa Indonesia Bisa Tetap Damai? Ini Kata Romo Magnis

By Admin


nusakini.com, Jakarta  — Filsuf dan cendekiawan Franz Magnis-Suseno menegaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara paling berhasil di dunia dalam menjaga harmoni di tengah keragaman agama, budaya, dan etnis. Hal ini disampaikan Romo Magnis saat menyampaikan pidato pada sesi diskusi bersama dalam rangkaian kegiatan Indonesian Interfaith Scholarship (IIS) 2025.

Romo magnis menjelaskan, bahwa sebagian besar bangsa yang sangat beragam justru pecah—entah karena konflik politik, sektarian, atau agama. Namun Indonesia, dengan lebih dari 700 bahasa daerah, ratusan etnis, dan enam agama besar, mampu membangun sebuah identitas nasional yang kuat.

“Indonesia adalah negara yang tetap bersatu bukan karena keseragaman, tapi justru karena keragaman itu diakui sebagai bagian dari identitas bersama,” ujarnya.

Romo Magnis menjelaskan bahwa ada dua fondasi utama yang membuat Indonesia berhasil menjaga kerukunan di tengah keberagaman. Pertama, identitas nasional yang tidak bersifat konfrontatif. Indonesia, katanya, tidak pernah membenturkan agama dengan kebangsaan. Menjadi Muslim, Kristen, Hindu, atau Buddha tetap menempatkan seseorang secara utuh sebagai bagian dari bangsa Indonesia.

“Di sini, orang bisa taat beragama, tapi juga sangat nasionalis. Itu perpaduan yang sangat langka,” ujarnya di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara (STFD), Jumat (15/11/2025).

Kedua, budaya komunikasi dan musyawarah yang begitu kuat dalam kehidupan masyarakat. Romo Magnis menilai bahwa masyarakat Indonesia cenderung memilih dialog ketimbang konfrontasi saat menghadapi perbedaan.

“Kalau ada masalah, orang Indonesia lebih memilih ngobrol, duduk bersama, mencari titik temu. Ini modal sosial yang tidak dimiliki oleh banyak negara,” lanjutnya.

Romo Magnis mengenang pengalamannya datang ke Indonesia pada tahun 1961. Ia mengaku tidak pernah membayangkan bahwa Indonesia akan menjadi rumahnya hingga kini. Interaksi dengan masyarakat, budaya lokal, serta perjumpaan lintas agama membuatnya menemukan nilai-nilai kemanusiaan yang mendalam.

Ia menyebut empati, keramahan, dan kemampuan masyarakat Indonesia untuk berdialog sebagai modal sosial yang sangat langka. “Saya datang hanya untuk belajar, tetapi Indonesia mengajarkan saya banyak hal tentang kehidupan bersama dalam perbedaan,” ungkapnya.

Meski begitu, Romo Magnis mengingatkan bahwa Indonesia tetap menghadapi tantangan berupa polarisasi sosial, radikalisme, serta ketimpangan ekonomi. Namun ia yakin Indonesia dapat menghadapinya selama ruang dialog, rasa hormat, dan kehidupan lintas iman tetap dirawat.

Romo Magnis menitip pesan kepada generasi muda agar menjadi penjaga masa depan toleransi Indonesia. “Kalian adalah penjaga masa depan toleransi. Indonesia membutuhkan orang-orang yang mampu melihat perbedaan sebagai kekayaan,” pesannya.

Kegiatan IIS 2025 menghadirkan peserta internasional dan berbagai tokoh lintas agama. Pidato Romo Magnis menjadi salah satu sesi yang memberikan perspektif mendalam tentang praktik kehidupan harmonis di Indonesia sebagai model bagi dunia. (*)